Seorang guru yang baik harus memiliki
kemampuan dalam mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya
positif tersebut dapat dijalankan dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti
disiplin positif memahami motivasi perilaku manusia berkaitan dengan hukuman
dan penghargaan.
Posisi kontrol seorang guru pembuatan
keyakinan sekolah atau kelas dan penerapan segitiga restitusi dalam
penyelesaian masalah.
Pertama disiplin positif, disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin yang
mengajarkan anak bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran diri berdasarkan
nilai-nilai kebajikan. Displin positif lebih ke arah
disiplin diri yang dapat mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan. disiplin diri dapat membuat
murid memahami dan menyadari berdasarkan motivasi internal bukan akibat paksaan
pujian ataupun hukuman.
Kedua guru harus memahami motivasi perilaku manusia. terdapat tiga motivasi
perilaku manusia diantaranya untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain dan untuk menjadi
orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya. Saat
guru memahami ketiga motivasi perilaku manusia. Maka, guru dapat memilah motivasi perilaku apa yang ada pada diri murid. jika Murid memiliki
motivasi perilaku untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman dan untuk
mendapatkan imbalan atau penghargaan maka motivasi yang ada pada diri anak
masih berasal dari eksternal. sehingga guru berupaya untuk dapat menumbuhkan motivasi internal dalam
diri siswa agar dapat memunculkan pribadi yang menghargai diri sendiri dengan
nilai-nilai yang mereka percaya. sebaiknya hindari hukuman dan pemberian penghargaan berlebihan agar
meminimalisir motivasi eksternal dalam diri murid.
Ketiga posisi kontrol seorang guru. terdapat 5 posisi kontrol seorang guru yaitu sebagai penghukum, pembuat merasa
bersalah,
sebagai teman ,pemantau, dan manajer. diantara kelima posisi
kontrol tersebut sebaiknya seorang guru menggunakan posisi kontrol sebagai
manajer. sebagai
manajer guru berbuat sesuatu bersama murid mempersilahkan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya dan mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahannya sendiri. posisi manajer mengacu pada restitusi yang dapat menjadikan murid
sebagai manajer bagi dirinya sendiri sehingga tercipta identitas positif atau
berhasil pada diri murid.
Keempat pembuatan keyakinan sekolah atau kelas guru berperan dalam mewujudkan
terbentuknya keyakinan sekolah atau kelas dengan adanya kesepakatan antara guru
dan murid.
keyakinan sekolah atau kelas berupa pernyataan-pernyataan universal yang mudah
diingat dan dipahami dan harus diterapkan di lingkungan sekolah.
Kelima penerapan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah. Guru yang berperan sebagai
manajer menggunakan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah melalui tiga
tahapan yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. tujuannya adalah
menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab. keterkaitan antara materi
budaya positif dengan 3 materi sebelumnya yaitu dengan menjalankan budaya
positif di sekolah maka akan mempermudah dalam tercapainya tujuan pendidikan
nasional sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. yaitu pendidikan yang
berpihak pada murid dan bersifat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
murid. budaya
positif dapat terwujud jika seorang guru memiliki 5 Nilai guru penggerak
diantaranya berpihak pada murid, Mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.
Budaya positif pun dapat terwujud dengan
mendorong kolaborasi antara semua warga sekolah dengan adanya keyakinan sekolah
yang harus disepakati dan dijalankan bersama. Salah satu perubahan yang diinginkan sesuai visi guru penggerak adalah
terbentuknya budaya positif agar diperoleh sekolah yang nyaman, aman, dan berpihak pada murid. untuk mewujudkan visi guru
penggerak tersebut dengan pembuatan prakarsa perubahan sesuai filosofi Ki Hajar
Dewantara dan profil pelajar Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar